Jakarta, Owntalk.co.id – Pada Jumat malam, (30/10) Hacker asal Iran dituduh telah melakukan peretasan terhadap sejumlah informasi penting terkait data pemilih disana.
Melalui pesan di email, Peretas tersebut mengirimkan pesan ke ribuan orang di Amerika bahwa mereka memiliki semua data terkait pemilih disana.
Gedung putih mengatakan bahwa ancaman itu disusul dengan kalimat akan mengubah data pemilih kepada calon Presiden Amerika Donal Trump.
” Kami memiliki semua informasi tentang anda, dan kami akan mengubah pendaftaran partai dan mengarahkan nya untuk mendukung Presiden Donal Trump,” Owntalk.co.id melansir dari aljazeera
Sementara itu, FBI dan Departement Keamanan Dalam Negeri (DHS) disana menyebutkan peretasan tersebut dilakukan pada situs penting milik negara.
Hacker tersebut ingin mengacaukan pemilihan Presiden yang akan digelar pada November ini.
Para pejabat AS telah sangat waspada atas ancaman potensi campur tangan asing dalam pemilihan 3 November mendatang, yang mempertemukan Presiden Republik Donald Trump dengan penantang Demokrat Joe Biden.
Selama konferensi pers pada 21 Oktober, John Ratcliffe, direktur Intelijen Nasional AS, menuduh peretas – yang diduga dari Iran dan Rusia – mendapatkan informasi pemilih dan mencoba memengaruhi opini publik menjelang pemungutan suara.
“Kami telah memastikan bahwa beberapa informasi pendaftaran pemilih telah diperoleh Iran dan secara terpisah oleh Rusia,” kata Ratcliffe saat itu.
Sebagai tanggapan, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh mengatakan kepada televisi pemerintah bahwa “penolakan keras Iran terhadap klaim berulang, tidak berdasar dan palsu dari pejabat Amerika telah disampaikan kepada duta besar Swiss”, yang bertindak sebagai mediator antara kedua negara. (Ack)

