Jakarta, owntalk.co.id – Akibat pandemi Covid-19, Starbucks catat kerugian hingga US$678,4 juta pada kuartal II 2020.
Perusahaan catat pendapatan sebesar US$4,2 miliar atau turun hingga 38 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penurunan pendapatan ini membuat saham Starbucks turun 5 persen.
Dilansir dari CNN, Starbucks mengatakan mereka telah membuka kembali sebagian gerainya. Setelah tutup beberapa bulan akibat pandemi Covid-19, 96 persen gerai di Amerika Serikat telah kembali beroperasi.
Perusahaan pun telah memodifikasi jam dan tempat duduk demi penyesuaian di tengah pandemi.
“Kami senang berbagi bahwa sebagian besar toko Starbucks di seluruh dunia telah dibuka kembali dan bisnis global kami terus pulih, menunjukkan relevansi merek Starbucks dan kepercayaan yang telah kami bangun dengan pelanggan kami,” jelas CEO Kevin Johnson, Rabu (29/7/2020). Dilansir dari CNN.
Namun, kemajuan perusahaan terhambat akibat lonjakan baru kasus virus corona di banyak bagian Amerika Serikat. Bahkan, di yang Starbucks buka, terdapat rasa was-was akan pelanggan tak merasa nyaman duduk di dalam.
Juni lalu, Starbucks umumkan rencana menutup 400 gerai di Amerika Serikat dan Kanada untuk 18 bulan ke depan.
“Perusahaan berencana untuk meluncurkan pickup tepi jalan di beberapa ratus lokasi dalam 12 hingga 18 bulan ke depan,” kata Starbucks.