Batam, owntalk.co.id – Penggantian intensif untuk driver Gojek dengan Program Berkat oleh Pihak Gojek Indonesia menuai kontroversi. Para Driver Gojek di Batam berdemo hingga mengadu kepada DPRD.
Program Berkat dan Pandangan Driver
Gusril selaku Ketua Serikat Pekerja Dirgantara dan Transportasi Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (PDT-FSPMI) Gojek Batam dan Ketua Gabungan Komunitas Driver Online (GKDO) Batam keberatan dengan adanya Program Berkat yang menggantikan intensif bagi para driver Gojek. Selain syarat-syarat yang sulit, menurutnya, program berkat ini tidak menyokong pendapatan para driver.
“Target 14 point dan jam kerjanya yang terbatas. Bahkan, driver yang biasanya dapat intensif Rp. 80.000,00 perhari bisa tidak mendapat sama sekali (di luar pendapatan),” ujar Gusril
Saat dihubungi pihak owntalk.co.id, Gusril mengaku pendapatan para driver berkurang karena Program Berkat tidak berpihak para driver. Ia menilai, intensif dari Gojek Indonesia sangat penting bagi para driver. Tak hanya sebagai penyokong pendapatan, namun juga sebagai penghargaan atas pelayanan driver.
“Intensif itu juga bentuk penghargaan dari Gojek Indonesia bagi driver. Driver kan sudah memberi pelayanan yang baik atas nama Gojek Indonesia,” ujarnya.
Gusril juga mengerti bahwa Gojek, selaku perusahaan, berhak mencari keuntungan sebesar-besarnya. Namun, ia menilai pihak Gojek juga harus memperhatikan kemitraan yang terjalin.
Ia juga mengerti bahwa pendapatan pihak Gojek Indonesia berkurang selama masa pandemia. Namun, menurutnya hal itu disebabkan oleh berkurangnya customer akibat social distancing, bukan karena insentif. Karena pengurangan pendapat memang terjadi pada hampir semua orang di masa pandemi ini.
“Pendapatan Gojek Indonesia memang berkurang selama pandemi. Namun, begitu juga dengan pihak driver dan semua orang. Seharusnya, jangan malah tambah mengurangi pendapatan oara driver” ujar Gusril.
Ia menilai, pihak Gojek Indonesia terlalu rakus karena hanya memikirkan pendapatan mereka. Hal tersebut juga yang melatarbelakangi nama demonstrasi kemarin, yang disebut ‘GEMPAR13’. Yaitu Gerakan Melawan Penjajahan Aplikasi Rakus, yang telah dilaksanakan tertanggal 13 Juli Lalu.
Langkah Selanjutnya
Saat disinggung mengenai langkah selanjutnya, Gusril mengaku bahwa sebenarnya demonstrasi yang dilakukan tersebut adalah langkah terakhir. Namun, pihak driver juga telah mengadu kepada pihak DPRD jikalau pihak Gojek tidak menuruti kebutuhan driver.
“Sebenarnya, demonstrasi tersebut sudah langkah terakhir. Kita (driver) sudah mencoba somasi, perlobian, dan mediasi dengan pihak gojek namun hasilnya nihil,” ujar Gusril.
“Anggota DPRD berjanji akan menggunakan wewenangnya untuk merekomendasikan pembekuan pada perusahaan Gojek Indonesia,” tambahnya.
Pihak driver sebelumnya juga telah meminta pihak Gojek Indonesia untuk mengevaluasi Program Berkat dengan tenggang waktu. Namun, pihak Gojek Indonesia tidak memberikan respon.
Sebagai seorang mitra, Gusril berharap pihak gojek benar-benar memandang para driver sebagai mitra. Ia ingin, jika akan ada regulasi baru pihak gojek merundingkannya dengan mitra dan tidak memutuskan secara sepihak.