Batam, Owntalk.co.id – Rian Ernest, bakal pasangan calon perseorangan walikota Batam tahun 2020 kembali mempertanyakan ketidakjelasan status taksi online di Batam, Kepulauan Riau di bawah kepemimpinan walikota Muhammad Rudi dalam diskusi Live Tribun Podcast pada tanggal 26 Juni 2020. “Bentrok, pukul-pukulan antara taksi konvensional dan taksi online masih saja terjadi, terakhir itu yang di Megamall dan bandara Hang Nadim. Menurut saya ini penyebabnya karena tidak clear nih posisinya Pak Walikota atau Kepala BP Batam, jadi boleh tidak taksi online di Batam?” ucap Rian
Rian mengaku sedih melihat kerap terjadinya bentrok yang melibatkan keberadaan taksi online.“Sebagai Walikota kiranya jangan hanya memihak salah satu pihak, misalkan sopir taksi konvensional. Kalau saya yang jadi walikota, jelas saya akan mengayomi, membenahi, mengakomodir keberadaan keduanya, taksi online dan taksi konvensional.” lanjut Rian.
Karena menurut Rian kebijakan mengenai taksi taksi online dan taksi konvensional harus dilihat secara luas melibatkan seluruh warga Batam karena multiplier-effectnya sangat besar. “Kenapa saya katakana taksi online boleh, saya engga bisa cuman pilih oh saya pro sopir taksi, saya harus melihat masyarakat yang lebih luas 1,4 juta warga Batam. Sekarang tidak semua orang dari titik A ke B rela mengeluarkan misalkan Rp 150,000. Kalau ada pilihan taksi online mungkin dengan jarak yang sama tapi harganya Rp 40,000, anda pilih yang mana? Ada selisih Rp 110,000 dan itu uang yang lumayan. Bisa dibayangkan multiplier effect dari efisiensi secara ekonomi” katanya.