Komisi 1 DPRD Kabupaten Kampar Provinsi Riau dan IPWL Lintas Nusa Saling Belajar

berita terkini batam
(foto: owntalk)

Batam, Owntalk.co.id – Sebanyak empat (4) Anggota DPRD Komisi 1 Kabupaten Kampar Provinsi Riau, melakukan kunjungan kerja ke Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) Lintas Nusa di Batam, pada Sabtu (14/03/2020).

Dalam kunjungan kerjanya ke kantor Yayasan Lintas Nusa yang juga sebagai pusat IPWL yang beralamat di Ruko Nasa Sentosa Blok A No. 1, Belian, Batam Kota itu, para Anggota DPRD Komisi 1 Kabupaten Kampar diterima oleh Direktur IPWL Lintas Nusa Rosmiati Keke, S.Pd. didamping dua orang staf yakni Vino Petrus Damianus, S.Sos sebagaj Pekerja Sosialnya, dan Enik Haryanti, S.Psi. sebagai Konselor. Turut mendampingi pada kesempatan tersebut adalah Pieter P Pureklolong yang keseharian sebagai Pembina Yayasan Lintas Nusa.

Harsono sebagai Sekretaris  Komisi 1 DPRD Kabupaten Kampar memperkenalkan rombongannya yang terdiri dari empat orang Anggota Komisi 1 DPRD Kabupaten Kampar yakni selain dirinya dari fraksi GOLKAR, juga Yuli Akmal dari fraksi HANURA, Ropii Siregar dari fraksi PDI-P, Wilson Siregar dari Fraksi GERINDRA, serta satu orang staf Sekretariat Dewan, Ibu Hasmiati.  

Menurut Harsono, tujuan kunjungan kerja ke IPWL Lintas Nusa sebagaimana telah disampaikan dalam surat mereka yang diterima Lintas Nusa pada beberapa hari sebelumnya yaitu selain sharing informasi dengan DPRD Kota Batam, terlebih ingin belajar dari IPWL Lintas Nusa terkait pengawasan terhadap penyakit masyarakat (PEKAT) pada umumnya, terutama ingin mendapat pelajaran bagaimana kerja-kerja rehabilitasi sosial bagi para pecandu narkoba khususnya yang dijalankan oleh IPWL Lintas Nusa.

Menanggapi kunjungan tersebut, Direktur IPWL Lintas Nusa, Rosmiati membagi pengalaman-pengalaman antara lain terkait pelaksanaan rawat jalan dan rawat nginap, proses seleksi klien, proses pendampingan, rata-rata jumlah klien rawat jalan dan rawat nginap setiap tahun sekitar enampuluh (60) orang, terutama berasal dari kalangan menengah ke bawah.

IPWL Lintas Nusa sudah lima tahun berkecimpung sebagai IPWL sejak pertama kali terpilih oleh Kementrian Sosial Republik Indonesia untuk kerja rehabilitasi sosial pecandu narkoba melalui rawat jalan dan rawat nginap serta pendampingan psikososial lainnya.

Ketika Anggota DPRD Kabupaten Kampar lainnya dari fraksi PDI-P, Ropii Siregar menggali lebih dalam apakah IPWL Lintas Nusa pernah dikunjungi oleh Anggota DPRD Kota Batam serta pernah mendapat dukungan dana atau hal lainnya sekedar untuk mengetahui tingkat kepedulian wakil rakyat di Batam mengenai PEKAT, Rosmiati menjawab tidak pernah.

“Hanya saja Dinas Sosial Kota Batam yang terus meminta perkembangan pendampingan dan melalui rumah dampingannya (Nilam Suri) pernah mengadakan pelatihan bagi para klien IPWL Lintas Nusa, namun sekarang pelatihan-pelatihan tidak ada lagi. IPWL Lintas Nusa hanya mendapat dukungan melalui kerjasama dengan Kementrian Sosial RI,” lanjut Rosmiati.

IPWL Lintas Nusa memang hanya menangani rehabilitasi, namun melalui induknya Yayasan Lintas Nusa, kerja-kerja promotif-preventiv telah diupayakan sejak dini melalui beragam kegiatan yang berkerjasama dengan LSM lain. 

Pendampingan pada anak-anak dan remaja di wilayah marjinal seperti di rumah liar–rumah liar, Yayasan Lintas Nusa bekerjasama dengan Yayasan Dunia Viva Wanita dengan mendirikan rumah baca-rumah baca dan menjalankan proses pendidikan melalui pendidikan usia dini (PAUD).

Keterlibatan di dalam isu antitrafficking dan persoalan-persoalan yang dihadapi para pekerja misalnya, Yayasan Lintas Nusa bersama beberapa LSM lain di Kota Batam membentuk jaringan dan menjadi anggota Jaringan Save Migrant.

Di sana, diskusi-diskusi menyangkut berbagai hal dilakukan, dan dari sini pulah dibangun titik temu strategi-strategi  yang disepakai sebagai alat perjuangan untuk memberikan perlawanan terhadap perlakuan-perlakuan yang diskriminatif, intimidatik kepada masyarakat oleh berbagai pihak.

Ditanyakan mengapa justru IPWL Lintas Nusa yang dipilih untuk kunjungan kerja, Komisi 1 DPRD Kanupaten Kampar lainnya, Yuli Akmal dari fraksi HANURA, mengatakan bahwa mereka pernah kunjungan ke beberapa IPWL di Jakarta, namun tidak mendapatkan pelajaran yang berarti.

Setelah mencari di internet, nama IPWL Lintas Nusa yang muncul pertama kali sehingga dari situ kami melihat bahwa Lintas Nusa ini sudah cukup berpengalaman sebagai IPWL, dan ternyata di sini kami cukup mendapat bekal dan diperkaya untuk belajar sehingga kami dapat mendorong Pemerintah Kabupaten Kampar dan swasta serta perorangan yang memiliki kepedulian untuk mengupayakan adanya IPWL-IPWL di Kabupaten Kampar, karena cukup banyak juga remaja yang mengalami PEKAT ini.

Di akhir kunjungannya rombongan memberikan kenang-kenangan berupa plakat yang diterima oleh Direktur IPWL Lintas Nusa, Rosmiati.

Sedangkan kelima anggota rombongan dari Komisi 1 DPRD Kabupaten Kampar mendapatkan masing-masing satu buku novel “Sasando Sunyi” sebagai tanda mata.  Novel ini berisi kisah trafficking yang terjadi di Batam, tulisan Lidwina Ika. seorang Guru SMP di Kota Batam. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *