banner 728x90

8200 Ha Lahan Tidur hambat investasi

berita terkini batam
Ilustrasi (foto: owntalk)

BATAM.owntalk.co.id – Badan Pengusahaan (BP) Batam  per 1 November 2018 telah merilis jumlah lahan tidur di kota Batam sebanyak 8.087,70 ha. Lahan tersebut hingga hari ini semakin meningkat jumlahnya paska penambahan titik pemasangan plang BP Batam yang menyatakan lahan tersebut dibawah pengawasan BP Batam. Rabu,(28/8).

Lahan tidur yang tidak dibangun tersebut dikatakan sebagai lahan yang menghambat laju investasi di kota Batam. Pebruari Jaya Alamsyah praktisi bisnis dikota Batam mengatakan penting bagi BP Batam untuk membuka transparansi tata ruang tersebut dalam bentuk peta topografi resmi dengan skala besar.

“Minimal skala 1 : 25.000 sehingga transparansi informasi distribusi lahan mangkrak dapat dilakukan dilihat oleh masyarakat. walaupun stakeholder tidak membuka data tersebut.” Katanya pada awak media 

Bahkan Pebruari dalam salinan data pribadinya mengatakan luas lahan tidur yang tidak produktif berkisaran 8.200 Ha. Hal ini kata dia yang menyebabkan kenapa Batam tidak bisa berkembang sesuai dengan tujuan Pembangunan yang ada di kota Batam. 

Menurutnya hal itu terjadi sebab selama ini Alokasi diberikan kepada orang-orang yang tidak punya kemampuan finansial untuk melakukan pembangunan atau calo lahan. 

“Sementara ada investor yang benar-benar punya kemampuan finansial, dan mau berinvestasi tapi tidak bisa melakukan investasi karena tidak adanya lahan.” Tambah dia 

 

Sementara ketika mereka harus beli harganya bisa sampai 5 samapi dengan 10 kali lipat harga WTO.

Artinya, implementasi dari tata kelola lahan yang ada sekarang tidak berpihak kepada Pemerintah dan masyarakat, tetapi lebih berpihak ke beberapa golongan saja. 

Dirinya pun merasa bingung dengan adanya reklamasi yang ramai dilakukan belakangan ini, padahal menurutnya 8.200 Ha tersebut dapat dialokasikan menjadi daerah investasi tanpa melakukan reklamasi. (ack)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *